Friday, December 22, 2006

Dibanding Poligami, Selingkuh Lebih Banyak Jadi Pemicu Cerai

Palembang - Suami selingkuh atau poligami sama-sama pilihan sulit bagi kaum istri. Tapi selama tahun 2006 ini, penyebab perceraian di Palembang lebih didominasi karena selingkuh.

Menurut Kepala Pengadilan Agama kelas IA Palembang, Muhammad Husin Fikry Imron, alasan seorang perempuan menggugat cerai suaminya lebih banyak lantaran karena kasus selingkuh, dibandingkan menolak poligami.



"Umumnya didominasi cerai gugat isteri kepada suami. Dan setelah terungkap di saat sidang perkara, alasan yang paling banyak karena alasan perselingkuhan. Kalau permohonan poligami dalam setahun ini, itu tadi hanya dua perkara," kata Fikry kepada pers di kantornya, Kamboja, Palembang, Senin (11/12/2006).

Fikry menuturkan, pada Desember ini, dari 30 kasus, hanya dua perceraian terjadi karena menolak poligami.

Pada Agustus-September 2006, kasus perceraian di Palembang berkisar 50-60 perkara, lalu pada Oktober-November 2006 perkara perceraian mencapai 90 perkara. Dengan lain kata meningkat sekitar 85-90 persen. Dan awal Desember ini, sudah ada 30 kasus gugatan cerai.

Banyaknya kasus gugat cerai karena alasan perselingkuhan tersebut, lanjut Husin, membuat pihaknya berpikir untuk mengusulkan penyuluh hukum, yang dulunya pernah dilakukan bersama Kanwil Depkum Sumsel.

"Sekarang penyuluh hukum itu sedang kosong. Rencananya pada 2007/2008, kami akan bicarakan kembali ke DPRD Kota Palembang, mencari solusi mengatasi banyaknya kasus cerai gugat, terutama dengan alasan perselingkuhan. Apakah mungkin diadakan kembali penyuluh hukum di Kota Palembang," ujarnya.

Penyuluh hukum yang dimaksud adalah mereka yang bertugas memberikan peringatan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya hubungan yang baik antara suami istri di dalam rumah tangga.

"Tapi mengingat luasnya wilayah Kota Palembang, dengan 14 kecamatan dan jutaan jumlah penduduk, tentu persoalan teknis juga harus dibicarakan dengan Pemkot Palembang dan DPRD Palembang. Apakah, sistemnya akan bekerjasama dengan pihak kelurahan, ditambah selebaran, media massa, dan televisi."

"Nanti, kami akan programkan pertemuan seperti itu, mengingatkan sepertinya kewajiban kita juga untuk memberikan peringatan menjaga keutuhan rumah tangga," bebernya.(tw/nrl)

Dikutip dari : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/12/tgl/11/time/175857/idnews/718775/idkanal/10

No comments: